Selasa, 09 Juni 2009

Penggabungan IP Multicast dan PSVP

Internet telah digunakan sebagai meida yang cukup handal untuk transmisi data dengan batasan delay yang hampir atau bahkan tidak ada. Protokol TCP/IP telah didesain untuk trafik jenis ini dan dapat bekerja dengan baik Meskipun demikian, trafik multimedia yang telah dikompromikan dengan potensial penggunaan trafik multicast, mempunyai karakteristik yang berbeda dan pertimtaan yang lebih baik sehingga diperlukan penggunaan protocol yang berbeda untuk mendukung pelayanannya. Misalnya : jika penerima harus menunggu untuk transmisi ulang TCP, maka dimungkinkan akan ada waktu jeda yang tidak dapat diterima, misalnya pada real-time data seperti audio, video atau data-data lain yang sensitive terhadap delay.
Mekanisme kontrol TCP , “Slow start”, dapat menginterferensi data audio dan video pada palyout rate. Ketika tidak ada diagram path yang tetap untuk aliran melalui internet, maka tidak ada mekanisme yang dapat menjamin tersedianya bandwith yang diperlukan untuk data multimedia antara pengirim dan penerima, jadi kualitas dari layanan tidak dapat dijamin. Sebagai tambahan lagi TCP tidak dapat mendukung timing informasi yang merupakan keperluan yang kritis utnuk mendukung multimedia.
Aplikasi-aplikasi multimedia dapat menjadi awal dari kompleksitas TCP dan digunakan didalam transport framework yang sederhana. Kebanyakan algoritma playback tidak dapat mentolelir adanya kehilangan data yang lebih banyak dari lengthy delay yang disebabkan oleh transmisi ulang dan juga tidak dapat sebagai jaminan dalam pengantaran data secara sequensial. Beberapa macam protocol telah dikembangkan untuk memperbaiki arsitekture internet dan menigkatkan dukungan untuk aplikasi multimedia, seperti audio, video, dan konfrensi interaktif multimedia. Protokol-rotokol yang dikembangkan tersebut misalnya RTP, RTCP, RSVP dan RTSP. Protocol berorientasi real-time didesain untuk dapat digunakan secara multicast atau unicast pada pelayanan jaringan. Sejak beberapa aplikasi real-time dapat memelihara jaringan dan resource server dengan menggunakan IP Multicast, Maka keperluan dan karakteristik khusus harus dipertimbangkan dalam perancangan protocol. Seperti : scalability, multicast routing, dan akomodasi pada penerima dengan jumlah banyak dan heterogen.
Dengan mengikuti diskusi-diskusi tentang beberapa protocol yang digunakan untuk aplikasi multimedia secara real-time, dapat dilihat bahwa keandalan IP Multicast sangat dipertimbangkan. Keandalan pengantaran data diperlukan oleh beberapa aplikasi real-time maupun aplikasi non-real-time. Pada pelayanan unicast IP, deteksi dan koreksi kesalahan dalam layer TCP sangat mendukung keandalannya. Untuk keandalan multicast, pendekatan baru dalam tracking acknowledgment dan deteksi dan koreksi kesalahan telah diterapkan, ketika sebuat IP multicast terkirim pada beribu-ribu penerima.

Resource Reservation Protocol (RSVP)
Resource Reservation Protocol (RSVP ) adalah sebuah resource reservation setup protocol yang didesain untuk diintegrasikan pada pelayanan internetworking. Sebuah aplikasi memerlukan RVSP untuk meminta end-to-end QoS yang spesifik untuk streaming data. RVSP bertujuan untuk secara efisien men-setup jaminan resouce reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast dam multicast dan dapat ditempatkan pada pengantara dalam group multicast yang besar. RSVP telah didefinikan pada IETF.
Format header RSVP dapat dilihat pada ilustrasi berikut

4 8 16 32 bits
Ver Flags Message type RSVP checksum
Send TTL (Reserved) RSVP length
RSVP header structure



Message type Possible values are:
1 Path.
2 Resv.
3 PathErr.
4 ResvErr.
5 PathTear.
6 ResvTear.
7 ResvConf.

Sebuah host penerima mengunakan RSVP untuk meminta sebuah QoS yang spesifik dari jaringan untuk melakukan pengiriman straming bagian data dari sumber data. Dasar dari RSVP reservation meminta spesifikasi untuk end-to-end Qos yang dibutuhkan. (misalnya peak/average bandwitg dan delay bounds) dan definisi dari set data paket untuk menerima Qos. RSVP berguna untk lingkunngan dimana Qos reservation data didukung oleh kelokasi resource daripada apenambahan resource. Untuk multicast, sebuah host mengirimkan pesan IGMP untuk bergabung dalam sebuah group host dan kemudian megirimkan pesan RSVP untuk mencadangkan resource selama mengirimkan data pada group tersebut.
IGMP (Internet Group Management Protocol) digunakan oleh IP host untuk melaporkan anggota group host-nya kepada beberapa mulcast router tetangga secara cepat. IGMP merupakan bagian dari IP. IGMP harus diimplementasikan oleh semua host yang besesuaian dengan spesifikasi level 2 dari IP multicast. Pesan-pesan IGMP tercakup dalam datagram IP, dengan IP protokol nomer 2 (Compliant with IETF RFC1112, Aug 1989.)





Format dari Paket IGMP dapat ditunjukanan pada ilustrasi berikut ini

4 8 16 32 bits
Ver Type Unused Checksum
Group address
IGMP packet structure

RSVP mendukung akses pada pelayanan internetworking yang terintegrasi, dimana host dan network bekerja untuk mencapai penjaminan kualitas pengiriman end-to-end. Semua host, router dan komponen lain dalam infrastruktur elemen jaringan antara pengirim dan penerima harus mendukung RSVP. Tiap-tiap elemen jaringan ini mendacangkan resource sistem, seperti bandwith, CPU dan buffer memory, untuk memenuhi permintaan QoS. Hal inilah yang diharapkan, meskipun demikian, akan memerlukan biaya tambahan pada ISP untuk mencadangkan resource-nya untuk RSVP QoS Reservation. Pendekatan untuk penanganan reservasi bandwith dan pembayaran melalui beberapa carrier network masih perlu didefinikan lebih lanjut.
Kontrol RSVP QoS memerlukan pesan-pesan yang dikirmkan untuk mencadangkan resource sepanjang semua node (router dan host) selama pencadangan pengantaran pada penerima. Perlu diperhatikan bahwa RSVP merupakan inisiatif dari penerima, RSVP meminta resource hanya dalam satu arah. Untuk multicast, permintaan reservasi memerulakan hanya pada perjalan pada sebuah point dimana permintaan ini digabungkan dengan reservasi yang lain untuk straming sebuah sumber data. Perancangan pada sisi penerima diorientasikan pada akomodasi group multicast yang banyak dan anggota group yang dinamik.
Penggabungan IP Multicast dan RSVP request dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini




Dari illustrasi diatas dapat dilihat bahwa permintaan RSVP receiver 5 digabungkan pada router multicast 3 (MR 2) dengan sebelumnya permintaan RSVP dibuat oleh receiver 2. permintaan ini tidak melalui MR 1.



Manajemet Trafik IP Multicast

IP Multicast telah membuat beberapa aplikasi untuk dapat mengurangi secara signifikan kebutuhan resource jaringan dan untuk diterapkan pada skala level yang lebih tinggi. Sebagai contoh, aplikasi dengan melakukan broadcast informasi ke ribuan penerima dalam sebuah jaringan dapat menggunakan keaandalan multicast untuk mengurangi beban jaringan.
Pelayanan yang handal dapat menjamin pengirim bahwa semua paket dapat diterima dengan baik oleh semua penerima. Pengantaran yang handal dibutuhkan oleh beberapa aplikasi real-time maupun aplikasi non-relatime. Dalam area aplikasi real-time, seperti konferensi data, servis web, dan aplikasi broadcast data, memerlukan pelayaan yang handal.
Manajemen trafik jaringan telah berkembang dalam area yang kompetitif, baik untuk kepentingan penelitian ataupun untuk kepentingan komersial. Dan pada saat ini telah banyak ditekankan pada manajemen trafik unicas, dengan meninggalkan pertimbangan untuk mengembangkan manajement trafik multicast, padahal manajemen trafik multicast tidak kalah pentingnya dengan manajemen trafik unicast. Tantangan yang dihadapi dalam menajemen jaringan multicast adalah menejemen jaringan multicast memerlukan mendekatan, peralatan dan strategi yang berbeda. Meskipun demikian teknik yang sama pada pendekatan manajemen trafik unicast dapat diterapkan pada manajemen trafik multicast, perbedaan yang mendasar dalam cara pandang komunikasi unicast dan multicast merupakan alasan bahwa diperlukan pendekatan yang berbeda dalam manajemen trafik multicast.

Apa arti dari manajemen multicast ?
Tujuan dari menejemen jaringan adalah untuk dapat mengorganisasikan dan mendapatkan informasi yang penting tentang jaringan termasuk protokol yang ada pada jaringan, pengalamatan, aliran data, statistik, dan yang lebih spesial adalah anomali pada jaringan. Dengan data-data ini maka seseorang tampa pengetahuan yang mendalam tentang jaringan dapat melakukan monitoring operasi jaringan, dengan mudah dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada jaringandengan mudah menyelesaikan masalah sesuai dengan informasi yang didapat.
Manajemen jarigan pada trafik multicat mempunyai beberapa persamaan dengan trafik unicast, tapi bagaimanapun, trafik adalah trafik, pasti tetap akan ada perbedaan. Dasar dari perbedaan ini adalah fakta yang sederhana bahwa trafik multicast dapat ditujukan pada beberapa penerima. Dengan multicast, level dari abstraksi pembawa menjadi sangat penting karena tambahan kompleksitas berhubugan degan pengantaran paket pada beberapa penerima. Dalam memanajemen atau memonitor koneksi antari dua use, multicast dimungkinkan pada group yang sangat besar. Dan dalam memenejemen/memonitor link dalam sebuah path, multicast dapat diorganisasikan dengan manajemen tree.

Manejemen jang sukses berarti dapat menjawab dengan benar beberapa pertanyaan, mengumpulkan data yang benar dan menggambarkan dengan baik kesimpulan tentang problem dan peristiwa yang terjadi. Beberapa pokok pemikiran yang penting diperlukan untuk membagi manajemen multicast kedalam beberapa kategori. Beberapa kategori dan pertanyaan tersebut adalah
• Berapa total jumlah multicast trafik yang melalui beberapa links dalam jaringan ?
• Bagaimana trafik yang banyak itu masuk dan keluar dari jarigan ?
• Berapa jumlah group dan anggota group yang ada dalam jaringan ?
• Group atau sumber yang mana dalam sebuah group yang bertanggung jawab untuk melompat pad trafik multicast ?
• Jika trafik memjadi terlalu pada pada sebagian jaringan, bagaimana trafik itu dapat dibatasi ?

Pengamatan unjukkerja
• Apakah ada kehilangan data yang berarti pada link jaringan ?
• Apakahk ada beberapa link yang macet/padat pada saat trafik multicast ?
• Apakah ada router yang kekurangan resource (CPU atau Memory) pada saat trafik multicast ?
Perencanaan kapasitas
• Bagaimana komposisi unicast dan multicast pada jaringan ?
• Bagaimana jumlah dan penggunaan trafik multicast ?
• Apa yang menggunakan trafik multicast pada jaringan ?
• Bagaimana penambahan biaya pelayanan multicast pada penggunaan jaringan ?
Deteksi kesalahan
• Adakan host penerima pada jaringan yang meneriman trafik multicast yang diharapkan untuk menerima trafik ?
• Apakah trafik multicst hanya untuk link jaringan yang diperlukan untuk mencapai sebuah group penerima (apakah ada multicast black hole ) ?
• Apakah ada penerima pada group multicast yang tidak sama dengan penerima yang lain ?
Isolasi Kesalahan
• Pengguna X hanya menanggil dan tidak menerima trafik untuk multicast group, Mengapa tidak ?
• Pengguna Y hanya memanggil dan mengatakan bahwa trafik diterima, tapi anggota group yang lain tida dapat melihat user Y adalah sumber trafik, mengapat tidak ?

Mbone
Mbone (Multicast Backbone) merupakan infrastruktur jaringan internet yang digunakan untuk menyalurkan multicast data pada pengguna internet. Mbone merupakan jaringan virtual yang ditempatkan pada jaringan internet.
Pada saat ini banyak sekali peralatan yang dapat digunakan untuk manajemen jaringan multicast dan Mbone. Beberapa peralatan yang dapat ditemukan di WWW adalah
• Mrinfo: menunjukkan informasi multicast tunnel dan router
• Mtrace: melalukan trace untuk multicast path antara dua host .
• RTPmon: menampilkan koleksi dari hilangnya pengiriman dari pesan RTCP.
• Mhealth: memonitor topologi tree dan statistic kehilangan data.
• Multimon: memonitor trafik multicast pada LAN
• Mlisten: menampilkan informasi anggota group mulitcast



Teknologi Jaringan Akses xDSL

Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik telnet dan World Wide Web merupakan jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang ditawarkan Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan aplikasi-aplikasi “pembunuh”, seperti video conference, telemedicine, distance learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi, teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi layanan-layanan baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas transfer data yang lebih besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Internet secara wajar. Oleh karena itu, teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.

DSL (Digital Subcriber Lines)
Digital Subscriber Lines sebagai teknologi transmisi sebenarnya dibangun untuk ISDN (Integrated Services Digital Network) Basic Rate Access Channel. Nama DSL digunakan untuk untuk mendiskripsikan teknologi transmisi atau physical layer untuk ISDN Basic Rate Access Channel. Saat ini, DSL, atau disebut juga xDSL digunakan sebagai penamaan umum untuk semua jenis sistem DSL.
Transmisi full-duplex pada jaringan telepon 2 kawat, menggunakan 3 macam metode :
1. Frequency Division Multiplex (FDM)
2. Time Compression Multiplex (TCM)
3. Echo cancellation (EC)
Perbedaan pendapat di antara metode TCM dan EC untuk transmisi DSL masih berlangsung hingga saat ini. Isu utama yang diperbandingkan yaitu tentang rugi-rugi transmisi, echo level, kompatibilitas dengan sistem lain, dan kompleksitas sistem. Secara garis besar, sistem TCM kelebihannya tidak membutuhkan echo canceller, sebagai pemisah transmisi yang berbeda arahnya yang terjadi pada suatu waktu. Tetapi dengan berkembangnya teknologi Very Large Integrated Circuit (VLSI), maka untuk merealisasikan echo canceller menjadi bisa lebih ekonomis. Sistem EC berpotensi lebih kompleks, menggunakan 50 % bandwidth transmisi lebih sedikit daripada pesaingnya.

HDSL (High Data-Rate Digital Subcriber Lines)
HDSL merupakan sebuah sistem yang lebih baik untuk mengirimkan T1/E1 melalui saluran kawat twisted-pair. HDSL memerlukan bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan repeater. Dengan menerapkan teknik modulasi yang lebih baik, HDSL dapat mengirimkan data dengan transfer rate 1,544 Mbps atau 2,048 Mbps hanya dengan bandwidth sekitar 80 kHz hingga 240 kHz atau lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diperlukan oleh AMI.
HDSL dapat menyalurkan data pada kecepatan tersebut di atas pada saluran 24 AWG sepanjang 12 kft ,biasa disebut CSA (Carrier Serving Area), dan memerlukan 2 pasang saluran kawat untuk T1 dan 3 pasang saluran untuk E1 yang masing-masing bekerja pada atau kecepatan total.
SDSL (Single-Line Digital Subcriber Lines)
SDSL merupakan jenis lain dari HDSL. SDSL hanya memerlukan sepasang kawat saluran saja untuk menyalurkan POTS dan T1/E1. Kelebihan utama SDSL dibandingkan dengan HDSL adalah mudah diterapkan di setiap pelanggan karena hanya memerlukan satu saluran telepon biasa. Kekurangannya adalah hanya dapat digunakan pada saluran sepanjang 10 kft.
ADSL (Asymmetric Digital Subcriber Lines)
ADSL merupakan perkembangan selanjutnya dari HDSL. Seperti namanya, ADSL mentransmisikan data secara asimetrik, yaitu kapasitas transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke pelanggan) dan saat upstream (dari pelanggan ke jaringan). Kapasitas downstream lebih tinggi daripada kapasitas upstream. Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya yang asimetrik, antara lain karena kebutuhan kapasitas transmisinya, sifat saluran transmisi, dan sisi aplikasinya.
Kebutuhan kapasitas yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan yagn ada sampai saat ini, yaitu biasanya para pelanggan (misalnya pelanggan layanan Internet) hanya memerlukan pengambilan data (download) dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi multimedia (atau apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar), seharusnya diperlukan saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download tersebut.
Di sisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke jaringan (upload). Jika dilakukan, biasanya hanya berupa data-data kontrol atau permintaan pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan kapasitas yagn terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada keperluan upload. Jika dipaksakan untuk mempunyai rate yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Jika dilihat dari media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada (saluran telepon) tidak disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran tunggal), melainkan beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran. Biasanya dalam satu bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini, interferensi antarsaluran akan sangat mungkin banyak terjadi. Bahkan, jika dalam satu bundel yang sama terjadi transmisi data pada arah yang berlawanan, sinyal yang dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level sinyal yang masih tinggi akan mengganggu penerima pada sisi yang sama (sisi bundel kabel yang sama dengan pemancar) dengan level sinyal pada penerima yang lemah sekali. Kejadian ini disebut NEXT.
Akan tetapi, jika pada bundel yang sama tersebut sedang terjadi transmisi sinyal pada arah yang sama dan level sinyal yang ada pada kedua saluran tersebut bisa dianggap sama kuat, gangguan saluran juga dapat terjadi. Efek gangguannya lebih kecil daripada NEXT. Kejadian ini disebut dengan FEXT.
Selain itu, jika pada saluran yang sama ingin dilakukan komunikasi full-duplex, biasanya komunikasi dilakukan dengan mengirimkan kedua sinyal (sinyal yang dikirimkan dan diterima) dengan memodulasikannya pada frekuensi pembawa yang sama sehingga akan terjadi yagn disebut dengan echo (sinyal yang sedang dipancarkan masuk ke bagian penerima kembali atau sinyal sinyal balik). Echo biasanya dapat dihilangkan dengan rangkaian echo canceller yagn tidak sederhana.
Dari sisi aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi-aplikasi yang dapat menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand, home shopping, Internet access, remote LAN access, dan multimedia access. Oleh karena itu, dari semua penjelasan di atas, tampaknya akan lebih mudah untuk membangun sistem ADSL.

VDSL (Very High Data Rate Digital Subscriber Line)
VDSL sebelumnya disebut sebagai VADSL karena pada awalnya, VDSL hanya dapat mengirimkan data dijital secara asimetrik seperti ADSL, tetapi dengan kapasitas yang lebih tinggi dari ADSL dan panjang saluran yang lebih pendek. Belum ada standar yang umum untuk VDSL. Dari beberapa diskusi yang ada, kapasitas downstream yang umum untuk VDSL adalah 12,96 Mbps ( STS-1; 4,5 kft), 25,82 Mbps ( STS-1; 4 kft), dan 51,84 Mbps (STS-1; 1 kft).
Untuk keperluan upstream, kapasitas tersedia antara 1,6 Mbps hingga 2,3 Mbps. Istilah VADSL banyak ditentang, terutama oleh T1E1.4, karena menunjukkan sesuatu yang selalu tidak simetrik. Padahal, banyak yang menginginkan suatu saat akan benar-benar simetrik. Oleh karena itu, nama VDSL lebih disukai.
Dalam beberapa hal, VDSL lebih sederhana dibandingkan ADSL. Saluran transmisi yang lebih pendek pada VDSL menyebabkan hambatan-hambatan pada saluran yang mungkin terjadi pada saluran yang lebih panjang menjadi dapat ditekan. Oleh karena itu, teknologi transceiver-nya dapat menjadi lebih sederhana dan kapasitasnya akan 10 kali lebih tinggi. VDSL merupakan sasaran dari arsitektur jaringan ATM. VDSL memungkinkan terminasi jaringan pasif dan dapat digunakan pada lebih dari satu modem VDSL untuk digunakan pada saluran pelanggan, sama halnya dengan sistem telepon analog biasa (POTS).





Pemodelan Jaringan xDSL


Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik telnet dan World Wide Web merupakan jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang ditawarkan Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan aplikasi-aplikasi “pembunuh”, seperti video conference, telemedicine, distance learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi, teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi layanan-layanan baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas transfer data yang lebih besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Internet secara wajar. Oleh karena itu, teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.

Komponen Sistem DSL
Ada beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan-layanan DSL. Komponen-komponen yang digunakan beserta fungsinya adalha sebagai berikut :
• Transport System
Komponen ini menyediakan interface transmisi backbone untuk sistem DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer). Divais ini menyediakan interface, seperti T1/E1, T3/E3, OC-1, OC-3, STS-1, dan STS-3.
• Local Access Network
Local Access Network menggunakan local carrier inter-CO network sebagai fondasi. Switch ATM, Frame Relay, dan/atau router dapat digunakan untuk mengakses jaringan. Saat ini, ATM adalah sistem yang paling efisien.
• Multiservice Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM)
DSLAM yang berada dalam lingkungan CO (central office) digunakan sebagai dasar untuk solusi DSL. DSLAM berfungsi untuk mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop DSL yang kemudian akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan lainnya. DSLAM dapatt mengirimkan layanan untuk aplikasi berbasis paket, cell, dan circuit, seperti DSL ke 10Base-T, 100Base-T, T1/E1, T3/E3, atau ATM.
• DSL Transceiver Unit (ATU-R)
Unit ini digunakan pada sisi pemakai. Koneksi ATU-R biasanya 10base-T, V.35, ATM-25, atau T1/E1. Alat multiport lain yang mendukung suara, data, dan video juga memungkinkan. ATU-R tersedia dalam berbagai konfigurasi. Selain sebagai modem DSL, ATU-R dapat juga digunakan untuk bridging, routing, TDM multiplexing, dan ATM multiplexing.
• POTS splitter
Divais ini ada pada CO dan pemakai yang memungkinkan loop digunakan untuk transmisi data kecepatan tinggi dan digunakan juga untuk komunikasi telepon. POTS splitter biasanya mempunyai 2 konfigurasi, yaitu splitter tunggal untuk pengguna rumah dan mass splitter untuk CO.

Model Jaringan
Layanan kecepatan tinggi yang diperlukan oleh pelanggan sebenarnya sudah banyak tersedia, antara lain :
• Layanan IP/LAN, seperti akses Internet atau remote LAN
• Layanan Frame Relay
• Layanan N  64
• Layanan ATM
Akan tetapi, layanan-layanan tersebut mempunyai biaya yang relatif lebih besar daripada teknologi DSL. Dengan DSL, kinerja layanan yang lebih tinggi dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Akan tetapi, perlu adanya dukungan terhadap layanan multiservice. Multiservice bukan berarti mendukung berbagai line code seperti 2B1Q, CAP, atau DMT, melainkan kemampuan untuk mendukung adanya layanan lain seperti Frame Relay, IP/LAN, N  64, dan ATM pada platform DSLAM.
Model jaringan ini akan menjelaskan bahwa DSL dari segi logika dapat mendukung multiple service. Dengan demikian, satu infrastruktur jaringan dapat menyediakan berbagai jenis layanan.

Data dalam Jaringan Suara
Gambar Data dalam Jaringan voice
Gambar di atas menunjukkan sebuah jaringan ILEC/PTO yang dikonfigurasi untuk mendukung transmisi data kecepatan rendah (28,8 kbps) atau sedikit lebih tinggi. Modem analog digunakan pada sisi pemakai untuk sambungan kecepatan rendah ke local access network, tempat sebuah Digital Service Unit (DSU) atau Network Termination Unit (NTU) digunakan untuk koneksi dijital yang lebih cepat, seperti 56/64 kbps atau T1/E1.
Untuk komunikasi kecepatan tinggi, topologi dari CO akan berubah. Pada Modem analog, trafik data dapat dibawa melalui switch telepon, sedangkan pada kecepatan yang lebih tinggi, switch akan diabaikan (bypass). Hal ini terjadi karena switch telepon tidak didesain untuk komunikasi data kecepatan tinggi.
Saluran data kecepatan tinggi akan yang melalui local loop akan melewati DACS (Digital Access and Cross Connect System), yaitu alat yang mengijinkan saluran DSO untuk di-route dan dikonfigurasi secara manual, dan sistem transmisi. DACS digunakan di seluruh jaringan sebagai basis transport dengan teknologi Time Division Multiplexing (TDM).
Jadi, layanan data kecepatan rendah dapat dengan mudah diintegrasikan ke jaringan POTS, sedangan layanan data kecepatan tinggi perlu dikonfigurasikan sebuah jaringan dedicated yang mengabaikan switch.
Teknologi DSL jika diterapkan dalam local loop akan memungkinkan terjadinya akses kecepatan tinggi tanpa repeater. Jika layanan DSL diterapkan, data yang diterima CO akan mengabaikan telephone switch dan dimasukkan langsung ke inter-CO. Selain itu, dapat ditunjukkan bahwa teknologi packet dan cell multiplexing sebagai tambahan pada TDM yang diterapkan pada DSLAM akan menghasilkan efisiensi bandwidth yang lebih tinggi.

Diagram Referensi Jaringan DSL

Gambar Diagram Referensi Jaringan DSL

Gambar di atas menunjukkan multiservice DSLAM yang berlokasi pada CO dan DSL Remote Transceiver Unit (ATU-R). Perlengkapan data networking yang diperlukan untuk menyediakan layanan DSL telah disebutkan dalam komponen-komponen DSL di atas. Kecepatan transmisi dapat mencapai 7 Mbps, tergantung dari peralatan yang digunakan, jarak loop, dan kondisi loop.

Model Referensi Layanan DSL

Gambar Model Referensi Layanan DSL

Dalam model referensi ini, ada 3 domain yang digambarkan, yaitu :
• Domain Network Service Provider (NSP)
• Domain Network Access Provider (NAP)
• Domain Service User (SU)
Perlengkapan DSL didasarkan pada model ADSL dan model yang digambarkan di sini kompatibel dengan yang digunakan oleh ADSL Forum. DSL endpoint dikenal dengan nama ATU-R (ADSL Transceiver Unit – Remote). Unit CO dikenal dengan nama ATU-C (ADSL Transceiver Unit – Central Office).
Pengguna akan menggunakan layanan dari NSP. Peran NAP adalah menyediakan interkoneksi anatar SU dan NSP. NAP dan NSP biasanya adalah perusahaan yang berbeda.
Pengguna melakukan koneksi ke NAP melalui DSL loop. Pada wire center, data dijital dikonsentrasikan sebelum dikirim melalui jaringan akses. Biasanya, trafik dari DSLAM akan dikirimkan ke access node di antara jaringan akses sebelum koneksi ke NSP. Pada NSP, digunakan suatu backbone untuk membatasi NSP dan NAP.
Model referensi tersebut menyediakan akses ke jaringan yang independen dan multiple sehingga kontrol akses dan keamanan sangat penting. Setiap layanan jaringan harus dirancang agar dapat membentuk jaringan privat yang efektif dan terpisah membentang melewati NAP hingga lokasi pemakai.
Salah satu contoh model penyediaan layanan pada platform DSL, yaitu penyediaan layanan Frame Relay.

Gambar Model Referensi Layanan DSL untuk Frame Relay

Protokol Frame Relay dibawa melalui saluran DSL dan dikonsentrasikan dalam DSLAM sebelum dikirim melalui jaringan akses. Pengiriman ini dapat berupa Frame Relay atau ATM. Dalam kasus ini, backbone hanya berupa frame relay switch. Sambungan ini dapat berupa saluran ATM yang mendukung frame relay over ATM. DSLAM diperlukan untuk mengkonsentrasikan Frame Relay dan juga ATM interworking agar trafik dapat dibawa sepanjang jaringan akses secara efisien. Dalam model referensi Frame Relay, data dipetakan ke PVC (Private Virtual Channel) untuk keperluan kontrol akses dan keamanan.

Arsitektur Multiservice
Setiap layanan mempunyai karakteristik yang berbeda. Arsitektur dari layanan multiservice ini mendukung berbagai layanan yang simultan dengan hanya satu sistem yagn menggabungkan dan mengirimkan data ke jaringan yagn berbeda.


Gambar Model Referensi Layanan DSL untuk Multiservice

Model referensi yang ditunjukkan di atas adalah model referensi layanan DSL untuk multiservice. DSLAM dapat menyediakan layanan untuk IP/LAN, Frame Relay, dan ATM. Sebuah jaringan akses ATM digunakan untuk interkoneksi pengguna ke NSP tanpa mempedulikan jenis layanan yang disediakan oleh service provider.

Tidak ada komentar: